Backpacker Kere
  • Home
  • About Me
  • Contact Me
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Home Archive for November 2017
Home Archive for November 2017
Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong Bagian 2
Puncak Rante Mario Gunung Latimojong


Salam nanjak !!!

Yap, setelah sebelumnya sudah sedikit gue ceritakan tentang Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong, kini sekarang gue melanjutkan kembali cerita berikutnya yang gue tulis di Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong Bagian 2. Di bahasan kali ini, gue akan langsung menjabarkan tentang apa saja yang terjadi dan proses apa saja selama pendakian. Simak !


2 Makanan Pokok Yang Wajib Dibawa Saat Mendaki

Proses memasak nasi



Assalamualaikum ! Salam laper !

Pas banget nih moment-nya lagi laper hehe. Yap, kali ini gue mau sharing dari pengalaman-pengalaman gue saat naik gunung, salah satunya saat gue Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong. Tapi yang bakal gue bahas adalah mengenai makanan pokok apa saja sih yang harus kita bawa? kadang kita juga sempat bingung, pengen banget gitu bawa makanan yang bisa dibilang banyak & bermacam-macam, tapi resikonya muatan di keril kita pasti bakal over load dan akan membuat tidak nyaman saat mendaki. Serba salah memang, tapi tidak usah cemas ya.

Perihal makanan pokok apa saja yang perlu kita bawa saat mendaki sebenarnya tidak usah terlalu dipusingkan guys, yang penting intinya bagaimana selama pendakian kita tetap tidak merasa kekurangan asupan makanan, nah maka dari itu perlu kita siasati nih.

Bawalah makanan yang se-simple mungkin guys, maksudnya simple adalah kita tidak perlu terlalu banyak mengolah atau memprosesnya lagi, karena sejatinya ketika seseorang melakukan pendakian usahakan buatlah apapun menjadi lebih ringkas dan praktis guys, tapi tetap tidak menghilangkan fungsi dan manfaat dari si barang/item itu.


2 Makanan Pokok Yang Wajib Dibawa Saat Mendaki
Mie instant


Banyaknya opsi mengenai makanan-makanan pokok mana saja yang harus dibawa, pastinya gue tetap menomorsatukan nasi (beras) dan mie instant. 

Indomie
2 Makanan Pokok Yang Wajib Dibawa Saat Mendaki
Beras untuk dimasak menjadi nasi
Tidak diragukan lagi, kedua sepasang sejoli ini sudah mempunyai tempat di hati para pecintanya, bahkan mereka ini dianggap sebagai dewa penolong oleh para anak-anak kost ketika memasuki tanggal tua ☺ Jika dinilai dari kelebihannya dari jenis makanan-makanan yang lain, keduanya ini sudah paling pas sekali guys, karena:

1. Mempunyai bobot yang ringan
2. Mempunyai volume ukuran yang tidak memakan tempat
2. Tidak berbau
3. Kering alias tidak menimbulkan basah
4. Mudah dalam penyajiannya
5. Dapat meng-cover nutrisi dan energi kita selama mendaki
6. Instant dan praktis
7. Mudah ketika dilakukan packing 
9. Awet dan tahan lama

Gimana guys, simple kan? terus masih pengen membawa makanan yang terlalu berlebihan?

Kali ini cukup itu saja ya guys. Untuk tips dan info selanjutnya nanti bakal gue bahas lagi di tulisan berikutnya

Selamat menikmati tiap pendakiannya, jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan dan membawa turun sampahmu ☺






Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong

Pos 7 Gunung Latimojong


Latimojong !!!  Yap, itu yang bakal gue bahas di tulisan kali ini.

Setelah selesai dengan artikel Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang Versi Backpacker Kere, akhirnya antusias gue muncul kembali untuk melanjutkan tulisan selanjutnya yang akan gue sharing ke kalian mengenai pengalaman gue pada saat Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong waktu lalu yang bermodalkan solo hiking. Sebelumnya gue mau mengenalkan sekaligus bertanya dulu nih, khususnya buat yang ngakunya anak gunung. Siapa di sini yang ga kenal sama gunung yang satu ini? hayooo ngaku !!! gue rasa pasti pada ga mau ngaku, karena gue yakin banget hampirrr semua buat anak gunung yang ngakunya anak gunung pasti kenal sama gunung yang paling tinggi di Sulawesi ini. Yap, gunung Latimojong alias Top of Celebes dengan ketinggiannya 3478 MDPL.

Buat yang belum tau dan bahkan baru denger, Gunung Latimojong itu tercatat berada di daerah administratif Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Gunung ini menjadi anggota Seven Summits Indonesia, yaitu tujuh gunung tertinggi di Indonesia, keren!

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Source: Google Earth

Di gunung Latimojong, hutannya itu bertipe ekosistem hutan montana dengan rata-rata ketinggian antara 2000–3000 MDPL. Sadisnya itu, gunung ini mempunyai banyak puncaknya looh, gila gokil banget kan !!! nih gue list :

1. Puncak Rante Mario (3478 MDPL)
2. Puncak Nenemori (3397 MDPL)
3. Puncak Rante Kambola (3083 MDPL)
4. Puncak Pokapinjang (2970 MDPL)
5. Puncak Latimojong (2800 MDPL)
6. Puncak Sikolong (2754 MDPL)
7. Puncak Bajaja (2700 MDPL)
8. Puncak Pantealoan (2500 MDPL)
9. Puncak Sinaji (2430 MDPL)


Giman sob? ngeri ga? ngeri banget kalo kata gue mah haha 😅 tinggal dipilih aja mau ke puncak yang mana, dan gue memilih puncak Rante Mario (Puncak tertinggi) seperti pendaki-pendaki lain pada umumnya. Oh iya, gunung ini mempunyai 7 pos loh! banyak kan? itu kalo menurut gue sih hihi😆 

Ceritanya gue flash back sedikit. Saat satu tahun sebelum tanggal 7 Juli 2016 (Hari H) gue sempet dibikin baper sama ini gunung, gue sempet dibikin galau juga sama ini gunung, yang ada di pikiran gue saat itu cuma "aduh, gila gue pengen banget ke sana, bisa ga ya kesampean?" dan gue memang bener-bener bingung  juga karena yang gue tahu untuk pendakian ke sana perlu modal yang ga sedikit dan perlu dilakukan oleh kelompok/tim, yang jadi persoalannya gue itu, gue ga punya tim hahaha😅 

kenapa gue bilang perlu dilakukan oleh kelompok/tim? dan dari setiap catper-catper yang gue temui, ternyata semuanya menginformasikan hal yang sama, yaitu gunung ini aksesnya tuh susah banget karena letaknya jauh banget dari kota Makassar. Jadi, kalo dari kota Makassar menuju ke sana itu membutuhkan waktu sekitar 10 jam perjalanan darat, wow !

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Source: Google Earth



Pertama, kita harus menuju Baraka (Nama daerah di Enrekang) dari Makassar, itu bisa menghabiskan waktu sekitar 7-8 jam perjalanan menggunakan angkutan umum (bus), ga cuma sampe di situ aja, setelah sampai di Baraka, kita harus melanjutkan lagi ke Desa Karangan (Pos awal pendakian), perjalanan sekitar 2-3 jam menggunakan motor/mobil. Nah ini nih baru terasa beratnya, karena jalanan yang bakal dilewati itu bener-bener luar biasa dan ga seperti biasanya. Hampir semua jalurnya rusak parah, berbatuan, struktur tanah yang labil, menanjak, berliku-liku, dan sempit. Ekstra kesulitannya lagi, akses dari Baraka ke Desa Karangan tidak dilalui oleh kendaraan umum, jadi ga ada tuh bus atau angkot, kecuali kita mau menumpang mobil-mobil kol yang hanya ada di waktu hari pasar saja (Senin dan Kamis). Lalu, selain itu gimana dong? Yap, mau tidak mau sewa ojek motor dan sudah pasti lebih mahal ongkosnya. Gimana, lumayan kan ?

Hari demi hari berlalu dan bulan demi bulan berganti *biar kaya di novel-novel* gue akhirnya bertekad untuk melakukan pendakian sendiri alias solo hiking, di samping itu gue terus pelajari gambaran mengenai gunung Latimojong ini, dikit demi sedikit semuanya bisa gue pahamin mengenai informasi-informasi seputar jalur pendakian gunung Latimojong, rute selama pendakian, akses transportasi untuk menuju ke gerbang awal pendakian, dan informasi lainnya seputar pendakian gunung latimojong. Di samping itu gue juga mengatur jadwal dan run down selama pendakian, dan sekarang gue tinggal menghitung hari H-nya aja deh !!!


Finally, hari yang gue tunggu itu datang juga !!!

Tepat tanggal 7 Juli 2017 tiba-tiba gue mendadak menjadi orang yang paling kece dengan segala kelengkapan pendakian haha😅 Bayangin aja gimana ga kece coba, keril sudah ter-packing dengan ganteng dan setelan pun sudah ala anak gunung abieeess, tapi di sisi lain gue merasa agak sedih sih karena pas banget hari itu tepat H+1 hari raya Idul Fitri dan gue malah ninggalin rumah, bukannya kumpul-kumpul bareng orang rumah huhu, tapi itulah yang akan menjadi pengalaman buat gue di kemudian hari nanti. Siang itu gue pamit dan langsung menuju airport untuk mengejar penerbangan yang pukul 14.50 WIB. Harga tiket pesawat yang gue dapatkan pada waktu itu Rp. 915.000,- emmmm lumayan agak mahal yah hihi.

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
E-Ticket Pesawat Jakarta-Makassar

Alhamdulillah akhirnya mendarat cantik (Pukul 18.40 WITA) di Makassar ini untuk yang pertama kalinya, wow! setelah itu gue langsung bergegas ke depan jalan besar untuk menemui angkot yang sebelumnya sudah janjian dengan bapak supirnya untuk dijemput di jalan raya depan bandara. Oh iya guys, ongkos transport dari Makassar ke Baraka itu Rp. 100.000,- untuk sekali jalan. Lumayan ya, tidak terlalu mahal.

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Kontak Driver

Setelah gue bertemu dengan angkot tersebut, tanpa disengaja kebetulan banget gue ketemu sama 3 orang anak muda yang kebetulan juga dandanannya pun ala pendaki alias mau naik gunung, dalam hati gue, "Alhamdulillah ada barengannya". Singkat, lalu kami berkenalan dan memang benar mereka akan melakukan pendakian ke gunung yang sama. Yeah !
Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar


Tepat sekitar pukul 19.30 WITA angkot yang kita tumpangi berangkat. Selama perjalanan, sesekali kita ngobrol-ngobrol. Jadi, mereka berencana ingin melakukan pendakian berempat, di mana yang satu orangnya lagi adalah salah satu sepupu dari 3 orang tersebut yang tinggal di Baraka, dan mereka baru mulai pendakiannya itu ternyata lusa, berbeda dengan gue yang rencananya ingin mulai pendakian besok pagi. Seketika, gue sempat terdiam pada salah satu pertanyaan dia ke gue di dalam obrolan kita, yaitu, "Setelah sampai di Baraka, mas Adam mau bermalam di mana?", sontak, gue langsung bingung, karena memang bener sih gue belum tahu sama sekali mau bermalam di mana haha, lalu gue jawab dengan polosnya, "di mana aja sih mas, kalau ada basecampe juga ga apa-apa", lalu mereka langsung menawarkan ke gue untuk bermalam di rumah sepupunya itu yang berada di Baraka, dalam hati gue, "Alhamdulillah ini namanya rejeki hihi😆".

Sekitar pukul 02.00 WITA dini hari, kami tiba di Baraka (Rumahnya sepupu teman baru saya 😅), oh iya guys, ternyata kami diantar dan diturunkan persis sampai di depan rumah loh. Katanya, angkutan di sini memang seperti itu. Wew, mantep banget yah hihi. Lalu langsung aja gue salam perkenalan, tapi sedihnya itu gue lupa namanya siapa padahal mereka orang-orang yang baik. Kenapa gue bilang baik? yaa bayangin aja, mereka mau dan care banget nawarin ke gue untuk bermalam di rumah saudaranya, padahal bisa dibilang gue adalah orang yang baru dikenalnya, bahkan bukan cuma itu aja, kalo gue bilang sih sikap dan perlakuan mereka ke gue bener-bener full service banget. Misalnya, mulai dari menyediakan gue minuman, makanan, dan tempat untuk tidur. Sebelum tidur, kita saling berbincang-bincang mengenai latar belakang masing-masing, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, dan sharing pengalaman seputar pendakian gunung Latimojong yang mereka sudah pernah jajaki sebelumnya.


Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Bermalam Di Baraka

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Berbincang-bincang

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Makanan khas Enrekang
Ada satu kalimat dari seorang ibu yang berada di rumah itu yang membuat gue baper, lebih pasnya sih respect banget, yang dia bilang itu, "kalau ada orang luar/tamu datang, kita orang harus serivce/layani, tidak boleh tidak kita dilayani, karena kita sadar, kalau orang kota ada tamu dari luar, mereka bisa memberi-beri, tapi kita cuma bisa layani saja, makanya kita harus layani itu orang luar yang datang", wow menurut gue, ini adalah salah satu hal yang membedakan antara orang kota dengan orang daerah, jiwa sosial dan antusias terhadap kepeduliannya  tinggi coy. Mantep!

Pagi itu, tiba-tiba gue terbangun dan cahaya matahari pun sudah berbinar, pertanda gue harus siap-siap untuk bergegas menuju desa Karangan yang jaraknya lumayan jauh. Sebelum itu, gue packing ulang sambil memeriksa kembali barang bawaan. Oh iya guys, dari Baraka menuju Desa Karangan, gue akan menggunakan ojek motor yang sudah dicarikan sebelumnya oleh si pemilik rumah itu, baik banget. Pilihan gue jatuh pada ojek motor karena gue sadar, gue ini sedang melakukan pendakian cuma seorang diri yang tidak memiliki rombongan untuk bisa sewa mobil atau share cost pada umumnya. Harga ojek motor untuk sekali jalan yaitu Rp. 150.000, memang lumayan mahal, tapi apa boleh buat hihi nikmati saja 😅. Lalu, pagi itu sekitar pukul 08.00 WITA gue langsung menuju Desa Karangan.

Selama di perjalanan menuju Desa Karangan, ternyata semua yang diceritakan oleh orang-orang itu bener guys, jalanan di sini super parah banget. Malah kalau kata tukang ojeknya, menurut dia, ini sudah lebih baik dari sebelumnya, sadissss. Eits, tapi jangan panik dulu, karena yang tadinya gue rada pusing ga karuan sama kondisi jalanan, seketika hilang saat gue melihat view yang menurut gue ini welcome view-nya gunung Latimojong !!! Keren sumpah, sepanjang perjalanan disuguhkan dengan menjulangnya bukit-bukit dan pegunungan Latimojong. Sontak, gue ga sabar ingin langsung buru-buru mulai pendakian dan menuju ke puncaknya😅.

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Perjalanan menuju desa Karangan

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
View selama perjalanan menuju desa Karangan

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Kondisi jalan yang kurang baik

Lebih dari dua jam perjalanan dari Baraka ke Desa Karangan, akhirnya motor yang gue tumpangi tiba sekitar pukul 10.000 WITA. Panas cyiin pantat gue ! hahaha. Sebenarnya gue agak bingung untuk mencari pos atau tempat untuk melakukan simaksi, karena rata-rata bangunan rumah di sana modelnya sama semua, yaitu rumah panggung khas Enrekang. Lucuk !

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Desa Karangan

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Rumah Adat Khas Enrekang

Tidak lama kemudian, gue langsung menemukan tempat untuk melakukan simaksi. Biaya untuk simaksinya ga terlalu mahal, cuma Rp. 15.000,-/orang (tidak dihitung jumlah per hari), dan di saat gue sedang melakukan pendaftaran simaksi, sering kali gue menemukan beberapa rombongan untuk melakukan pendakian juga. Salah satu yang gue temui, yaitu rombongan dari Makassar sebanyak 7 orang, dan gue juga bertemu sama 1 orang dari Malang, wow ternyata ada juga orang yang senasib kaya gue, datang cuma sendirian. Akhirnya kami saling berkenalan, ternyata Si Mas Agung (yang dari Malang) itu tadinya berencana mau melakukan pendakian berdua dengan temannya yang dari Makassar juga, tapi saat Si Mas Agung sudah tiba di Makassar, tiba-tiba temannya itu tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi sama sekali, ya jadi mau tidak mau dia tetap melanjutkan pendakiannya walaupun hanya seorang diri. Lalu kami langsung membentuk tim. Penghuninya itu gue, 7 orang yang rombongan dari Makassar, dan 1 Si Mas Agung dari Malang. Setelah itu sekitar pukul 10.00 WITA, gue memulai petualangan Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong ini dengan tidak lupa mengucapkan Bismillahirahmanirahim agar gue selalu dalam lindungan-Nya selama pendakian.


Selanjutnya adalah, eiiitsss... serius banget, nih silahkan (Klik di sini) untuk membaca kelanjutan dari Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong  !!! Terima kasih buat yang sudah mau membaca.

Salam Backpacker-Kere 😆


Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Yasaka Temple


Halo masbro dan mbabro backpacker  ☺ Alhamdulillah akhirnya tangan ini tergerak lagi untuk nulis sejak sekian lama hilang dari peradaban hihi. Kali ini gue mau sedikit sharing pengalaman backpacker gue waktu lalu ke negeri sakura. Yap, Jepaaaaaang!!! yang sebelumnya gue sempet bahas mengenai apa dan siapa sih backpacker itu? Wetttttt... tapi sabar dulu sob, soalnya pada kesempatan kali ini gue mau bahas dulu nih mengenai apa saja sih yang harus dipersiapkan dan kenapa sih gue bahkan kalian harus menjatuhkan pilihan sama negara yang satu ini? lalu apa sih yang lo cari kalo ke Jepang? baiklah, mari kita bahas !!!

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Arashiyama Bamboo Forest

Kenapa sih harus Jepang? karena Jepang merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan dunia, tidak terkecuali dengan wisatawan Indonesia. kalian juga sudah pasti tau kan apa saja sih yang mendunia dari Jepang? yap, mulai dari tempat destinasi wisata yang kaya akan culture budayanya, makanan-makanan khasnya, teknologinya, olahraganya, dan sudah pasti anime-animenya. Nah, termasuk juga bahasanya yang lumayan menantang untuk dikuasai. Kalo kalian ingin bepergian atau melakukan traveling dan backpacker ke negeri sakura ini, pastinya penting sekali untuk kalian bisa menguasai bahasa Jepang meskipun hanya pada level dasar saja. Tentu saja penguasaan bahasa Jepang yang baik akan memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan native speaker yang bisa kita temui saat berada di sana.  

Selain kita sudah mengetahui passion apa yang mengaharuskan dan membawa kita untuk ke Jepang, kita juga perlu tahu apa-apa saja sih yang harus dipersiapkan ?



1. Menentukan jadwal keberangkatan (jangan cuma wacana aja!)

Buat kalian yang sudah mengimpikan liburan ke Jepang, bahkan sudah membayangkannya *wkwwk lebay* saya sarankan kalian harus nekat dan tegas, maksudnya gimana? iya, kalian harus bener-bener nekat untuk meng-fix-kan kapan kalian mau kesana, mulai dari tanggal berapanya, bulan apanya, dan tahun kapannya. Menurut gue dengan paradigma seperti itu bisa mengacu niat dan tujuan lo itu menjadi lebih tegas, akurat, realistis, dan istiqamah. Yaa coba aja lo bayangin, lo udah punya impian kesana tapi lo-nya aja sama sekali ga merencanakannya, terus kapan bisa terlaksana dong? hihi☺ Eiits, tapi jangan asal atur jadwalnya saja ya, karena kita juga perlu tau musim apa sih kira-kira ketika nanti kita berada di sana, yaaa biar ga kaget aja guys hihi minimal kita sudah tahu terlebih dahulu.
Setelah sudah tau kapan kira-kira untuk jadwal keberangkatannya, terus baru deh kita hunting tiket pesawat (pesanlah tiket pesawat dari jauh-jauh hari). Alhamdulillah waktu itu saya dapat tiket yang tergolong tidak terlalu mahal ☺


Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
E-Ticket




2. Menyiapkan Dokumen Paspor/E-Passport

Baik guys, sebelum kita membuat paspor, ada 2 jenis paspor nih guys, paspor biasa dan paspor elektronik/e-passport. Demi mendapatkan Free Visa Jepang, saya memilih e-passport. Walaupun tidak bisa mendaftar secara online, tapi tidak sulit kok untuk mengurus e-passport sendiri. Saya mengurusnya di Kantor Jakarta Selatan.

Pagi itu sekitar pukul 04.30 WIB, saya sudah nangkring di Kantor Imigrasi Jaksel demi mendapatkan antrean yang paling depan (ya walaupun kenyataannya ga sesuai ekspetasi), daaan ternyata antrean baru dibuka pukul 06.00 WIB. Setelah itu saya mengikuti baris antrean, dibagikan map untuk memasukkan dokumen, terus saja mengikuti alur yang sudah diatur sampai  yang sudah diatur oleh petugas. Dokumen yang dibutuhkan :

- KTP
- Kartu Keluarga terbaru yang terdapat nama kita
- Akte lahir / akte nikah / ijazah sekolah (pilih salah satu saja)
- Paspor lama (kalau ada)


Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Kantor Imigrasi Jakarta Selatan

Semua dokumen asli dibawa dan difotokopi di kertas berukuran A4, lalu dimasukkan ke dalam map yang dibagikan oleh petugas. Setelah pemeriksaan dokumen, antre lagi untuk foto dan sidik jari. Bila semua lengkap dan tidak ada kendala, akan diberikan pengantar untuk membayar biayanya (Rp 655.000) di Bank.

Bukti bayar harus disimpan dan harus dibawa saat pengambilan paspor. Passport dapat diambil (bisa diwakilkan) 7 hari kerja berikutnya terhitung dari tanggal membayar biaya.



3. Registrasi Free Visa 

Jreng... jreng... jreng finally akhirnya terbit juga e-passport akuuuh setelah berhari-hari menunggu *padahal cuma nunggu seminggu hahaha*. Nah, setelah kita sudah memiliki e-passport, saya langsung mengajukan Free Visa Jepang di Kedutaan Besar Jepang di Jl. MH Thamrin No. 24, Menteng, Jakarta Pusat. Perlu diingat nih, jam kerja pelayanan pengajuan Visa adalah pukul 08.30 pagi sampai 15.00 sore. Seperti biasa, datanglah lebih awal, biar apa ? you know kan hihihi

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Kantor Kedutaan Besar Jepang

Ternyata nih guys, proses pengurusannya tuh mudah alias simple banget ! cuma ikuti saja alur dari petugas, periksal lagi form visa waiver yang sudah kita buat sebelumnya, duduk manis sampe prosesnya selesai, tapi jangan lupa juga ya untuk membawa kartu identitas karena diperlukan saat kita memasuki area kedutaan (visitor).

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
E-Passport / Paspor Elektronik

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Bukti Tanda Terina Pengambilan Registrasi Visa Jepang

Eiiiitsss... yang paling penting jangan sampe kelupaan ya e-passport wajib dibawa, yang akan diserahkan dengan formulir pengajuan form visa waiver. Tidak banyak yang harus diisi kok di formulir tersebut. Setelah semua beres, lalu akan diberikan tanda terima yang harus dibawa kembali saat pengambilan paspor yang sudah ditempel dengan stiker Free Visa Jepang keesokan harinya. Semuanya tidak dipungut biaya alias gratissss !!! 

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Visa Waiver Registration

Gimana, kira-kira sudah paham kan? kalo masih belum paham, silahkan klik disini untuk info lebih detail ☺.



4. Membuat Itinerary atau Rundown

Oke, beberapa persiapan awal sudah completed (Tiket pesawat dan dokumen paspor-visa), sekarang saatnya kalian mulai nyicil membuat dan menentukan itinerary//rundown, kenapa gue bilang nyicil? karena gue yakin banget kalian pasti bingung milih tempat destinasi wisata kemana aja ketika berada di sana, nah maka dari itu kalian mulai deh sedikit cari-cari referensi seputar tempat wisata di Jepang. 

Ga cuma sampe di situ aja, tujuan dari dibuatnya itinerary ini supaya membuat liburan dan perjalanan kamu menjadi lebih ter-manage alias jadi lebih teratur hihi ☺ Yap, teraturnya mulai dari sisi perjalanan-perjalanan yang akan kalian lakukan, tempat wisata mana saja yang kalian ingin kunjungi, tempat-tempat makan dan jajanan mana saja yang ingin kalian cicipi, lalu mengenai pembagian waktunya, dan bisa dibilang semuanya sudah ter-mapping dengan baik. 

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Itinerary

Sebenarnya, opsi seperti ini tidak begitu diharuskan ya guys, misalnya kaya gue waktu lalu itu sama sekali ga membuat itinerary ! gokil kan hahaha jadi pas gue udah berada di sana, iya sih lumayan sedikit agak bingung, tapi gue ga sampe bingung banget kok guys, karena kalo lo udah berada di Jepang, apapun yang lo lakukan itu akan berasa seru haha. Jadi, ikutin aja kemana angin pergi ☺ Itulah guys perbedaan antara traveler dan backpacker hehhe.



5. Menentukan Tempat Penginapan (Hotel)

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Tanaka Gokurakudo Guest House

Sebenarnya dalam memilih penginapan/hotel ketika kamu berada disana tidak begitu sesulit yang kita bayangkan sebelumnya *kaya yang gue rasain juga sih hihi*, misalnya kita bingung di daerah mana sih kan gue ga tau? mahal ga ya? kira-kira aman dan nyaman ga ya? Gue tekenin ke kalian untuk hilangkan perasaan-perasaan kekhawatiran itu dari pikiran kalian! Jepang tuh kerennn sob! semua yang ada di sana dijamin ga mengecewakan. Pada saat di sana gue ga mau begitu ambil pusing untuk memilih penginapan sob, karena prinsip gue yang penting bisa tidur haha karena kan hampir seluruh waktu kita berada di luar alias jalan-jalan. Makanya gue pilih hostel ketimbang hotel pada umumnya, karena alasan budget juga sih hihi, dan gue memilih Tanaka Gokurakudo Guest House. Hostel ini tergolong murah guys, cuma Rp.350.000/Person/Night dan kebersihannya ga usah ditanya deh.

Kalian bingung mengenai lokasi dan daerah di sana? jangan khawatir, hampir semua titik-titik lokasi di sana sudah terintegrasi dengan transportasi publik (Bus dan kereta), jadi semuanya sudah dibuat simple dan praktis guys.

Mahal atau murah ya? Yap, mahal atau murahnya tergantung kalian memilih jenis dan tipe hotelnya. Biasanya hotel yang berada di titik sentral kota dapat tergolong high price dibandingkan dengan hotel yang berada agak sedikit jauh dari titik kota, tapi ga usah cemas guys, seperti yang gue bilang tadi, Jepang tuh keren sob! hahaha. Lalu mahal atau murahnya sudah pasti yah dilihat dari jumlah bintang si hotel tersebut hihi ☺ Jadi, pilihlah yang sesuai dan pas dengan dompet kalian.

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Tanaka Gokurakudo Guest House

Masih bertanya-tanya penginapan/hotel di Jepang aman dan nyaman ga? seperti yang gue bilang tadi guys, Jepang tuh keren sob! hahaha. Kenapa? orang Jepang itu sudah membudayakan hidupnya pada ketertiban, kebersihan, kepedulian, dan keharmonisan antar sesama *keren ga kata-kata gue?*. Ga percaya? Monggo silahkan dicoba hihi ☺ .

Jadi, intinya kalian pilihlah hotel yang sesuai dengan dompet kalian, memilih lokasi hotel yang strategis atau tidak itu bukan persoalan kok, karena kan semuanya kembali lagi ke itinerary kalian mau kemananya.



6. Menggunakan Kendaraan Apa Nanti ?

Pada awalnya gue sempet ragu guys kalo gue sudah berada di sana, terus untuk melakukan berpergian ke tempat-tempat wisata menggunakan kendaraan apa? malah gue sempet bertanya-tanya, "Di sana ada tempat penyewaan motor ga sih? bisa sewa motor aja ga sih biar lebih simple?" hahha hapus jauh-jauh hasrat seperti itu ya. ini Jepang sob, bukan Bali ! hahaha.

Pokoknya selama kalian di sana, kalian bener-bener akan merasa beda dari sebelumnya. Maksudnya? yap, kalian akan menggunakan transportasi publik jika ingin melakukan bepergian, seperti kereta atau bus. Bisa juga sih menggunakan taksi, tapi jangan salah sob, taksi di sana tidak semurah taksi di Indonesia hihi bisa bangkrut nanti.

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Kereta Jalur Toyoku Lines

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Stasiun Shibuya

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Mesin Pembelian E-Ticket Kereta

Jadi, siap-siap saja guys kalian akan sering-sering membeli tiket kereta atau bus tiap ingin melakukan bepergian. Gimana? kedengarannya agak males yah? eiittsss... dicoba dulu sob, nanti dijamin kalian bakal ketagihan banget, karena transportasi publik di Jepang tidak seperti di sini hihi, di sana semuanya serba bersih, aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Jadi, dijamin kalian akan merasakan sensasinya.



7. Menyiapkan Barang Bawaan

Sebelum kita menyiapkan dan memilih barang bawaan apa saja yang akan dibawa, seperti pakaian, kamera, dan perlengkapan pribadi, setidaknya kita sudah harus mengetahui mengenai musim dan cuaca apa yang sedang berlangsung di sana. Apakah sedang berlangsung musim panas, dingin, atau normal-normal saja? Alasannya cuma satu guys, supaya kita ga SALAH KOSTUM hihihi☺. Dari situlah kita bisa menilai barang-barang apa saja yang kiranya cocok dan pas untuk dibawa dan digunakan ketika berada di sana.

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Packing

Saran dari gue, pilihlah kostum atau pakaian yang se-kece mungkin versi kalian ! haha, karena ketika kalian berada di sana, kalian akan melihat perilaku style yang super keceeee abiiieeeess. Jadi, gue saranin jangan sampe style kalian tenggelam oleh ke-keceannya mereka.



8. Siapkan Uang Yen (¥) Sebanyak Mungkin

Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang
Yen (¥)

Di Jepang, mata uang rupiah tidak berlaku untuk transaksi pembelian apapun, kecuali kalian harus menukarkannya terlebih dahulu menjadi bentuk Yen (¥) di money changer yang berada di Jepang maupun yang berada di Indonesia. Perihal soal budgetting, sebenarnya relatif, tergantung dan kembali lagi ke kebutuhan kalian ketika berada di sana ya guys, jadi kalo saran dari gue lebih baik cari aman aja, yaa minimal budget yang kalian akan bawa itu agak dilebihkan sedikit dari budgetting itinerary yang sudah kalian buat, untuk meng-cover apabila muncul biaya-biaya yang tidak terduga hihi ☺




Ane rasa sebenernya masih ada banyak lagi hal-hal materil dan immateril lain yang harus disiapkan sebelum ke Jepang sob, tapi menurut gue persiapan-persiapan yang ditulis di atas sudah memenuhi dan mencangkup dari persiapan-persiapan yang lainnya yang bersifat pokok.

Jadi, kalian lebih pilih mana nih sob? menyiapkannya atau jalani saja? semuanya sama-sama menarik menurut saya, yang penting kalian happy dan enjoy saja menjalaninya !

Salam Backpacker Kere !!! ☺







Apa sih backpacker itu guys ? 


Backpacker adalah derivat kata backpack. Akar katanya back dan pack. Back, yang di-Indonesia-kan "belakang", berasal dari kata Inggris kuno baec. Consice Oxford Dictionary menyebut baec datang dari bahasa Jerman. Pack juga pinjaman bahasa Jerman; kata bendanya pak, kata kerjanya pakken. Penutur bahasa Jawa punya kata "pak" (mis: sepuluh pak [sepuluh bungkus] ‘Jarum Filter’) dan bahasa Indonesia memiliki kata ‘paket’ (dari package) yang kira-kira semakna.



*Menurut Santosa/Sangata-Kalimantan* Sebagai kata benda "backpack" diberi padanan "rucksack", di Indonesia-kan ransel. Ingat nggak, dulu setiap tentara mendapat jatah pembagian ransel dan bursak. Meski bisa dijinjing atau digendong, lantaran muatannya yang lebih besar bursak lebih sering digendong. Sebagai kata kerja "backpack" diartikan travel atau hike carrying one’s belonging in a rucksack; bepergian atau jalan kaki dengan membawa ransel. Memang arti "backpack" telah meluas, mungkin istilahnya ameliorative atau jadi melebar tergantung dari sudut mana. Kalau mau zakelijk, kalau mau per takrif (definisi), yang lebih pas mestinya "jalan kaki menggendong ransel". Ransel baru digendong bila si yang punya jalan kaki. Kalau bepergian dengan bis, ransel akan disimpan di bagasi.

Menurut pandangan dan pemahaman saya, backpacker itu bisa dibilang gambaran, perilaku, kegiatan, sekaligus inisial buat para pelaku traveling maupun hiker atau pendaki. Jadi, backpacker ini bisa kita simpulkan sebagai istilah "orang yang suka traveling dan hiking dengan kondisi yang seefesien mungkin, mulai dari perencanaannya, persoalan budgeting, dan ketika orang tersebut sedang menjalani perjalanannya. Ada beberapa hal yang membedakan seorang backpacker dengan seseorang yang melakukan traveling/hiking pada umumnya, misalnya; seorang backpacker sudah terbentuk secara alamiah *wkwk lebay* maupun terlatih dalam hal mental ngebolangnya dibandingkan dengan seorang pejalan/pendaki biasa, kenapa gue bilang begitu? karena gue sendiri paham dan ngerasain banget cuy bagaimana rasanya melakukan perjalanan yang belum terencana sebelumnya dengan dibatasinya budget hahaha rasanya tuh kaya lagi uji nyali, rada serem dan tegang tapi ga ada setannya hahaha. Berbeda dengan seorang pejalan biasanya, mereka sudah pasti, pasti, dan pasti *banyakan* me-manage rencananya sebelum-sebelumnya dengan matang dan konkret, nah dari situlah yang membedakan identitas dari kedua makhluk pejalan ini hihihi ☺

Jadi, kalian berada di posisi yang mana nih? but, don't worry, vacation must go on haha. Salam Backpacker !



Subscribe to: Posts ( Atom )

Search

About me

About Me


Tulisan Cerita

Categories

  • Gunung (13)
  • Backpacker (12)
  • Tips & Info (6)

Popular Posts

  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Dempo dari Jakarta
    Akhirnya, pergi mendaki lagi... Assalamualaikum , apa kabar? apakah masih sehat-sehat saja? semoga tetap begitu, Aamiin . Seperti yang ki...
  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Raung dari Jakarta (Seven Summits of Java)
      Pendakian terakhir 7 gunung tertinggi di pulau Jawa Halo, Assalamualaikum!  Rasanya, baru lagi nih ngetak-ngetik setelah beberapa bulan di...
  • Pulau Kenawa Si Mungil Cantik Dari Sumbawa Barat
    Pulau Kenawa Pulau Kenawa Si Mungil Cantik Dari Sumbawa Barat , itulah yang bisa gue gambarkan dari pulau Kenawa ini. Lokasiny...
  • Pendakian Solo Ke Gunung Semeru
    Jauh Sebelum Itu... Sebelum gue memulainya (Pendakian Solo Ke Gunung Semeru) , mungkin pantasnya gue harus berterima kasih dan meny...
  • Best Ultralight Pot/Kettle ? Panci Ultralight Terbaik ? | Sea to Summit ...
  • Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)
    Puncak 2 Gunung Guntur 7 Gunung terakhir di Jawa Barat Gunung Guntur ! Alhamdulillah, dengan berkesempatannya gue melaku...
  • Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati
    Waktu libur sudah selesai. Libur nulis maksudnya. Libur. Yap, "libur nulis", maksudnya. Ga berasa udah 1 tahun gue ga...
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Kedua Menuju Hua Hin dari Bangkok (Santorini Park & Camel Republic)
    Hari kedua, 16 April 2018 Melanjutkan dari cerita sebelumnya, Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatu...
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)
    Akhirnya, kesampean ke Thailand Hampir sekitar dua tahun lamanya, impian sederhana gue untuk mencicipi bermain ke negara Thaila...
  • Backpacker Menggila Menuju Pendakian Gunung Kerinci
    Puncak Indrapura Gunung Kerinci Gunung Kerinci merupakan gunung berapi dengan ketinggian 3.805 MDPL yang sekaligus merupakan g...

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2020 (7)
    • ►  October (1)
    • ►  July (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  December (2)
  • ▼  2017 (11)
    • ►  December (6)
    • ▼  November (5)
      • Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong Bagian 2
      • 2 Makanan Pokok Yang Wajib Dibawa Saat Mendaki
      • Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
      • Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang Versi Backpac...
      • Apa dan siapa sih Backpacker itu?

LATEST POSTS

  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Dempo dari Jakarta
  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Raung dari Jakarta (Seven Summits of Java)
  • Pulau Kenawa Si Mungil Cantik Dari Sumbawa Barat
  • Pendakian Solo Ke Gunung Semeru
  • Best Ultralight Pot/Kettle ? Panci Ultralight Terbaik ? | Sea to Summit ...
  • Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)
  • Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Kedua Menuju Hua Hin dari Bangkok (Santorini Park & Camel Republic)
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)
  • Backpacker Menggila Menuju Pendakian Gunung Kerinci
Powered by Blogger.
Copyright 2021 Backpacker Kere.
damsaputra damsaputra