Backpacker Kere
  • Home
  • About Me
  • Contact Me
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Home Archive for 2018
Home Archive for 2018
Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)



Akhirnya, kesampean ke Thailand

Hampir sekitar dua tahun lamanya, impian sederhana gue untuk mencicipi bermain ke negara Thailand, akhirnya bisa kesampean juga. Impian sih, boleh sederhana, tapi untuk urusan planning, ga bisa dibuat sederhana juga, minimal harus direncanakan se-detail mungkin, biar mudah ketika nanti di sananya. Tugas pertama yang gue kerjain pada trip kali ini adalah soal hunting tiket pesawat. Lumayan PR, sih, gue harus giat dan getol berarti, pfft. Setelah ngalor-ngidul ke beberapa situs pemesanan tiket pesawat & hotel online, akhirnya gue dapet dengan harga dan schedule yang cocok. Harga Rp. 3.100.000,- dengan rincian ; tiket pulang-pergi untuk 2 pax dan hotel 1 malam. Hemmm, lumayan, ga terlalu miring, ga terlalu tinggi juga. Petualangan gue di negeri tetangga kali ini akan ditemani oleh pacar gue, sekaligus sebagai partner perjalanan, biar kita bisa bagi-bagi tugas, itu tujuannya, ya walau sebenarnya ada sesuatu lainnya yang mendorong gue untuk melakukan ini berdua. Kalian pasti paham.


Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Setelah masa-masa galau hunting tiket pesawat terlewati, sekarang gilirannya untuk membuat rundown. Gue harus bikin rundown untuk durasi trip selama 6 hari, durasi trip yang terbilang ga begitu singkat dan ga terlalu lama juga. Katanya, sih, pas. Baiklah, coba gue susun per-harinya, mulai dari hari pertama dulu, lalu kedua, setelah itu ketiga, dan seterusnya. Sambil menunggu, gue mau ke mana aja nantinya, hal pertama yang udah tergambar di pikiran gue adalah, "Hari pertama, gue harus cobain wisata kuliner dan jajanan malam di Bangkok", sepertinya itu mudah, kita coba dulu yang ini. Setelahnya? lihat nanti aja.




Ini harinya, pagi itu dari Jakarta

Pagi itu, hari Minggu 15 April 2018 sekitar pukul 05.30 WIB, kami sudah nangkring manis di Bandara Soekarno-Hatta. Kenapa sepagi itu? karena flight kami pagi, pukul 07.15 WIB! wkwk. 

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Senyum semringah gue pun akhirnya keluar setelah beres boarding, tandanya trip kali ini akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat, dan gue tinggal duduk manis sampai waktu take-off tiba, lalu sampai.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)


Pukul 06.35 WIB, kami mulai memasuki pesawat dengan menggemblok rasa "ketidaksabaran" kami untuk cepat-cepat tiba di negara tujuan, Thailand! Ga terlalu lama menunggu di kabin, pukul 07.15 WIB, pesawat dikit demi sedikit mulai meninggalkan daratan pada saat itu, lalu mengudara jauh. Bismillah, semoga direstui, Aamiin.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)





Thailand, ini tuh pijakkan pertama

Hari Minggu, 15 April 2018 itu di Bangkok, pukul 10.55 waktu setempat, kalo boleh dibilang itu adalah pijakkan pertama gue di negara ini, di awali di Bandara Don Mueang, Alhamdulillah. Selesai mengurus bagasi, setelah itu kami langsung menuju imigrasi. Sepintas, di sini hampir mirip dengan Jakarta, maklum, kan, tetanggaan kita hehe.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)


Beres dari imigrasi, tujuan kami berikutnya adalah menuju Hotel Fullrich, hotel yang sudah kami pesan bersamaan dengan tiket pesawat pada waktu lalu. Ada beberapa opsi untuk menuju hotel dari Bandara Don Mueang ini, antara lain ;
  1. Menggunakan bus A1 (Bus bandara atau lebih miripnya itu seperti Damri), tarif sekitar 30THB/Rp. 14.000,-. per orang.  Naik dari pintu keluar Exit 6, setelah itu turun di BTS Mo Chit, dan dilanjutkan lagi dengan menggunakan taksi sampai ke lokasi tujuan dengan tarif sekitar 90THB/Rp. 40.000,- (tarif argo). Jika ditotal, sekitar 150THB atau kurang dari Rp. 70.000,-
  2. Langsung menggunakan taksi menuju hotel dari bandara, tarif 330THB atau sekitar Rp. 150.000,-
Kami memilih opsi yang pertama, karena jelas lebih murah dan hemat. Kami sedari awal memang sudah sepakat untuk menekan budget seminim-minimnya, kalo bisa hehe. Oke, kita meluncur menuju pintu keluar Exit 6, eh, tapi kok ini banyak yang menawarkan simcard perdana/Toursim Sim, kami pun juga lupa, sebenarnya kami memang berencana akan menggunakan ini juga, kebetulan banget, dan ini akhirnya kami beli, dengan harga 300THB atau sekitar Rp.130.000-an dengan akses layanan unlimited, katanya.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)




Don Mueang Airport - Fullrich Hotel


Setelah simcard sudah terpasang dan koneksi internet sudah tersambung 4G, hati pun senang, akhirnya nanti bisa internetan selama trip, yuhu! Lanjut, lalu kami menuju Exit 6. Sesampainya, kami duduk manis menunggu bus A1. Siang itu cukup panas, hampir ga ada bedanya seperti siang hari di Jakarta.  Tidak lama dari itu, bus pun datang, lalu kami mulai bergegas menaikinya.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Perjalanan menuju BTS Mo Chit pada saat itu terbilang lancar, saking lancarnya, hampir-hampir kami terlena, untung aja, lokasi yang menjadi tujuan tempat berhenti kami tidak terlewat. Sambil memperhatikan jalanan sekitar, kemudian gue bilang pada Si Supir, "Stop!", firasat gue ini BTS Mo Chit seperti yang dikatakan oleh driver-nya, perjalanan kami dengan bus A1 sudah berakhir, dan bus menurunkan kami persis di pinggir jalan raya, yang miripnya kalo dibilang seperti di kawasan Tanah Abang. Setelahnya dari itu, kemudian kami menaiki taksi untuk menuju hotel. Taksi yang kami tumpangi lumayan bagus, atau gue nya yang norak ya? wkwk. 

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)


Lama perjalanan sekitar 15 menit dari BTS Mo Chit, akhirnya kami tiba di Fullrich Hotel, dan langsung menuju resepsionis untuk check-in kamar, ternyata belum bisa, karena waktu check-in bisa dilakukan pada pukul 14.00. Hemm, mau ga mau nunggu dulu, siap-siap bete nih, karena kami harus menunggu kurang lebih 2 jam lagi!

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Benar saja, bete pun sudah mulai datang, ditambah perut yang mulai keroncongan alias laper. Maklum, udah waktunya jam makan siang. Oke, kita coba sedikit berkelana di daerah sekitaran hotel, siapa tau ada warteg atau rumah makan Padang wkwk. Saat kami berjalan, kami menemui semacam warung. Ini, sih, di Jakarta juga banyak wkwkwk. Jajan dulu, aah.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Ga jauh dari warung tadi, sesampainya pada ujung jalan, kami menemukan beberapa tukang jualan makanan. Kelihatannya, sih,enak, kita coba aja. Laper.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Harga untuk 1 porsinya rata-rata sekitar 40-45THB atau kisaran Rp. 20.000-an. Dengan sedikit perasaan cemas, apakah ini bersih atau engga, halal atau engga, gue bawa pede aja, pura-pura ga tau aja, harus begitu soalnya. Bodo amatttt !

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Ga disangka, ternyata gue lahap, coy! ini sih beneran kelaperan wkwkwk. Kalo ditanya soal rasa, biasa aja, ga terlalu enak, masih enakan nasi warteg, jauuuuh! Tapi ga apa-apa, Alhamdulillah, yang penting perut kenyang, dan sekarang saatnya kembali ke hotel untuk check-in, lalu istirahat, kumpulin tenaga buat lanjutin malamnya jajan-jajan ke Chatuchak Weekend Market .





Cobain ke Chatuchak Weekend Market

Sekitar pukul 18.00, kami terbangun dari tidur siang kami yang tadi. Sepertinya kami lelah, tidur pun, pules banget. Sekarang, badan udah agak lebih segar lagi wkwk. Langsung, kami bersih-bersih kemudian rapih-rapih juga untuk bergegas ke Chatuchak Weekend Market. Perlu diketahui, Chatuchak Weekend Market hanya buka di waktu weekend aja! Awalnya, gue juga ga percaya, tapi ternyata memang begitu. Kebetulan, hari ini adalah hari Minggu. Eh, bukan kebetulan, sih, tapi sebelumnya emang udah gue jadwalin pada rundown yang udah gue buat wkwk.

Menuju Chatuchak Weekend Market, gue memilih menggunakan taksi argo. Untuk tarif sekali jalannya 100-120THB atau sekitar Rp. 45.000 - Rp. 55.000. Lumayan memang, mau gimana lagi, kan? Sesampainya. "Oh, ternyata seperti ini tempatnya", (Gue ngomong dalam hati). Persis seperti pasar malam wkwk. Cuss, langsung jajan, aaah.

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)

Pedagang di sini beraneka macam, mulai dari pedagang kuliner, pakaian, pernak-pernik, aksesoris, dan lain-lain. Jajanan makanan di sini rata-rata di kisaran harga 20-50THB atau sekitar Rp. 10.000 - Rp. 25.000. Harga pakaian di sini juga terbilang murah, misalnya celana jeans yang hanya dibanderol di harga 300THB atau sekitar Rp. 130.000 aja, murah, kan? Untuk lebih melihat jelasnya selama penelusuran kami di sana, silahkan play video berikut. Klik aja, hehehe.


 

Kemudian kaki terasa pegal. Ga terasa, ternyata kami udah keliling selama berjam-jam di Chatuchak Weekend Market ini, pantesan aja. Kami hampir khilaf, terutama si pacar gue, kalo dia engga gue sadarin, bisa jadi, semua yang ada di sana diborong sama dia, wkwk. Untung, gue sigap. Hari pun sudah semakin larut malam. Mengingat besok pagi kami harus berangkat pagi-pagi ke tempat destinasi berikutnya, kami mengalah pada saat itu, dan lebih memilih kembali ke hotel untuk menyimpan separuh energi, energi untuk destinasi berikutnya, yang ga kalah seru, pasti seru dan menyenangkan.





Hari pertama ditutup

Awal yang baik buat kami, awal yang memang sesuai dengan plan seperti yang sudah gue buat dalam rundown, dan awal yang cukup berkesan, walau ini cuma singkat, singkat tapi punya cerita yang pernah terjadi di dalamnya. Hari pertama ini, sepertinya bisa gue tutup dengan tidur yang nyenyak, dan bermimpi. Besok, tinggal melanjutkan ke langkah berikutnya, ke tempat yang baru, dan semoga menyenangkan. Sampai tulisan ini selesai ditulis, cerita berikutnya sudah dituangkan pada tulisan selanjutnya, dituangkan pada tulisan Backpacker Murah ke Thailand : Hari Kedua Menuju Hua Hin dari Bangkok (Santorini Park & Camel Republic).





Budget :

Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)








Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati



Waktu libur sudah selesai. Libur nulis maksudnya.

Libur. Yap, "libur nulis", maksudnya. Ga berasa udah 1 tahun gue ga pernah corat-coret lagi, bukan karena selama satu tahun itu ga ada cerita yang pengen gue share, tapi emang ga pernah sempetin waktu buat nulis aja sih, alias mageerrr wkwk (mohon maap yak). Kalo ditanya soal cerita-cerita apa aja, itu tuh ada banyak banget yang pengen gue tulis di sini, tapi yaa itu mageernya looh wkwk. Andai aja ada autotyping hahaha 👅. Oke, efek setahun ga corat-coret, akhirnya gatel juga jemari ini, coba gue garuk, maksudnya mari gue lanjutkan tulis cerita dari cerita dan pengalaman yang paling terbaru gue lakukan, sebut aja "Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati". Mudah-mudahan seru.




Gunung Salak

Pendakian kali ini adalah Gunung Salak. Gue ulang lagi, Gunung Salak. Masih jelas ga? oke, gue ulang lagi, Gunung Salak! Pasti kesan pertama yang ada di benak kalian tentang gunung ini adalah gunung yang kecil, pendek, ga berat, buat pemula, ya pokoknya cetek lah. Wew, wew, wew, kalo kalian mengiranya seperti itu, selamat kalian salah besar! Termasuk gue, ketika pertama kalipun menilainya demikian. Hemm. "Emangnya kaya gimana sih Si Salak ini?", "Sebegitunya ya?", "Masa sih kaya begitu?".  Ga percaya? Yaudah, coba aja mampir ke sana dulu.



Kenalin Dulu

Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati
(Sumber: https://earth.google.com)

Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.). Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, salaka yang berarti "perak".


Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl. Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berasa di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.

Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.

Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini. (Sumber: Wikipedia).




Akhirnya Jadi Ke Salak

Setiap pagi yang cerah datang, setiap saat itu juga gue melihat ke arah selatan langit dari kediaman rumah gue (Depok), gunung ini sangat terpampang jelas bak lukisan yang gagah. Dekat banget yah? Mungkin karena lokasi gunung ini yang ga begitu jauh dari tempat tinggal gue (sampe kelihatan jelas dari depan rumah), tapi gue juga bingung, kenapa ga pernah kesampean mendaki kesana, padahal deket, mungkin belum rejeki, tapi ga juga sih. Bukannya rejeki itu dijemput yah? Iya, dijemput, bukan nunggu sampe kapan pasti datangnya. Sejak saat itu gue berinisiatif untuk mulai menjemputnya! C'mon!

Tujuh hari sebelum pendakian (Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati), rencana ini sudah gue buat sedemikian matang, walaupun niat sebenarnya sih udah terbesit sekitar satu tahun yang lalu, tapi realisasinya baru sekarang-sekarang. Hemm, ga apa-apa, gunung kan ga ada masa kedaluwarsa ini.
Bingung akan melakukan pendakian 2 hari 1 malam (camping) atau 1 hari trekking alias tektok, setelah melakukan pertimbangan dan perundingan, gue tegaskan lebih memilih untuk tektok, kenapa? Ada beberapa alasan dan pertimbangan gue untuk tidak memilih pendakian 2 hari 1 malam, yakni :

1. Terkenal dengan track yang cukup berat, jika kami mendaki 2 hari 1 malam, maka kami harus
    membawa keril yang besar dan berat, itu akan sangat menyulitkan dan melelahkan. Kami pilih
    tidak.
2. Kental dengan mistisnya. Itulah alasan kami kenapa lebih memilih tektok, karena ingin
    menghindari bermalam di gunung ini wkwk. Bukan karena kami takut, cuma menghindari aja kok hihi.

Pendakian tektok kali ini, gue mengajak teman gue yang bernama "Yahya", ini adalah pendakian kedua kami, setelah sebelumnya kami pernah mendaki bersama ke Gunung Gede-Pangrango waktu lalu. Nanti gue ceritain juga! Ga kalah seru juga! 




Ini Harinya

Hari minggu tanggal 16 Desember 2018 pukul 01.30 WIB dini hari, Yahya menghubungi gue lewat pesan whatsapp, "Dam, dimana? berangkat jam berapa kita?", "Jalan jam 4 subuh aja", (jawab gue). Berhubung kami akan melakukan pendakian tektok, jadi kami berinisiatif berangkat dan mulai pendakian seawal mungkin.

Pukul 04.00 WIB, kami berangkat menuju Desa Cimelati menggunakan mobil yang gue bawa dari Depok. Cimelati, iya, jalur yang akan mengantarkan gue dan Yahya menuju Puncak Manik I. Mudah-mudahan ga sesadis Ibu Tiri yah wkwkwk.

Pukul 06.00 WIB, kami sudah tiba di Desa Cimelati. Kami sarapan bubur ayam terlebih dahulu pada saat itu. Maklum, tektok itu perlu tenaga yang lumayan banyak, perutpun harus diisi dulu, biar ga lemes selama pendakian. Inilah kalo pengen mendaki tektok, selain harus menyiapkan plan yang matang, fisikpun menjadi prioritas utama yang harus disiapkan, karena pendakian tektok itu akan membuat fisik bekerja secara nonstop selama 1 hari penuh.  Hemm, oke kalo begitu.




Assalamualaikum Salak

Tepat pukul 06.30 WIB, langkah kaki kami mulai meninggalkan  rumah Abah, rumah yang sebagai tempat parkir kendaraan gue selama pendakian, sekaligus untuk mengurus perizinan pendakian juga. Bismillah. Semoga mudah, aamiin.

Rumah Abah - Pos 1 (06.30 - 07.30 WIB)
Jalur dari rumah Abah menuju Pos 1 terbilang masih landai,  tapi sesekali akan menemukan jalur menanjak yang lumayan panjang, walaupun ga begitu terjal, tapi cukup bikin engap haha. Jalur yang kami lalui di awal masih berupa perkebunan-perkebunan warga. Setelah melakukan trekking sekitar 10-15 menit, jalur sudah mengarahkan kita pada kawasan hutan yang lumayan agak tertutup.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Selama menyusuri jalur menuju Pos 1, kalian akan ditemukan dengan persimpangan (ke kiri dan ke kanan), pilihlah jalur yang ke kiri dan lanjutkan dengan mengikuti jalur yang ada. Jalur itu yang nantinya akan mengantarkan ke Pos 1.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Jalur dari rumah Abah menuju Pos 1 terbilang lumayan panjang, gue kira cuma sekitar 30-45 menit aja, nyatanya hampir lebih dari 1 jam. Awalnya kami agak ragu, apakah ini jalur yang benar, kami sedikit khawatir, karena ga ada tanda yang menginformasikan ini adalah benar jalur menuju Pos 1. Kamipun sabar dan terus bergerak, Alhamdulillah, ternyata kami berada di jalur yang benar, dan Pos 1 pun dapat kami temui. Napas dulu sebentar hehe.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati


Pos 1 - Pos 2 (07.30 - 08.00 WIB)
Tidak seperti jalur dari rumah Abah menuju Pos 1, jalur dari Pos 1 menuju Pos 2 ga begitu panjang, tapi tetap aja kalian akan menemui jalur yang lumayan menanjak, kalian pasti kuat kok! Kaya temen gue si Yahya ini, yang tiba-tiba menjadi slow motion pergerakannya haha.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Tepat pukul 08.00 WIB, Pos kedua dapat kami pijakkan, yap, ini Pos 2, pos dengan lapak yang lumayan cukup luas, kira-kira bisa menampung sekitar 4-5 tenda. Alhamdulillah bisa meluruskan kaki sedikit, sambil mendokumentasikannya. Hehehe. Ternyata, ketika kami tiba di sana, sudah ada 1 kelompok yang sedang asik masak membuat makanan. Sepertinya mereka sudah bermalam di sana, tegur sapa pun terjadi. Itu spontan dan harus.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati



Pos 2 - Pos 3 (08.00 - 08.20 WIB)
Tidak ingin berlama-lama di Pos 2, kamipun melanjutkan pendakian ke pos berikutnya, dengan harapan akan dimanjakan dengan jalur yang landai dan penuh bonus hahaha. Ketika kami melakukan trekking selama 20 menit, tiba-tiba kami dihadapkan pada persimpangan yang merupakan sebuah lahan yang lumayan terbuka, serta terdapat sumber air yang berasal dari sebuah kucuran. Ternyata ini Pos 3! Wow, sesingkat ini menuju Pos 3. Yahya pun langsung me-refill air minumnya. Nikmat.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati



Pos 3 - Pos 4 (08.30 -  10.30 WIB)
Sadar jalur menuju Pos 4 adalah yang terberat (menurut tulisan yang sudah saya baca-baca), kamipun benar-benar menyiapkan tenaga ekstra, dengan mengisi perut kami terlebih dahulu. Jalur menuju Pos 4 ini, kalo boleh gue bilang, termasuk salah satu kategori jalur yang paling berat selama gue mendaki. Beberapa kali otot paha gue mengalami kram, sehingga menyulitkan gue ketika menemui track yang sangat curam, bantuan dari kedua tanganpun mau ga mau harus dilakukan, untuk memudahkan dalam menopang beban. Inilah durasi yang paling lama selama pendakian, sekitar hampir 2 jam, kami bergelut dengan kerasanya medan yang disuguhkan oleh "Si Kecil Cabe Rawit" ini. Track yang sangat padat dan tertutup. Akhirnya gue mengenal lebih dekat dengan Si Salak ini.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Suara-suara teriakan dari pendaki lain mulai terdengar, sepertinya Pos 4 sudah tidak jauh lagi. Yap, Alhamdulillah, pos yang gue impikan muncul juga! Wow! Pos ini hanya bisa menampung sekitar 2-3 tenda aja, lahannya ga begitu luas seperti Pos 2.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Ga mau terburu-buru untuk melanjutkan pendakian menuju pos berikutnya (Pos 5), gue dan Yahya memutuskan untuk beristirahat sebentar, kalo bisa sih, yang lama. Maklum, efek otot-otot paha yang kram, ditambah laper, dan mata agak sepet, karena kami belum tidur sejak tadi malam, alias begadang! sakit jiwa emang. Lalu, matapun tiba-tiba mulai sayup, dan kami pules.


Pos 4 - Pos 5 (11.00 - 11.20 WIB)
Tiba-tiba, kok badan terasa dingin dan menggigil, tidur kami jadi ga pules lagi, ternyata kabut sudah mulai tebal. Dengan kondisi mata agak sepet dan badan yang menggigil, kami mulai melanjutkan pendakian menuju pos berikutnya, Pos 5. Setelah tidur yang lumayan agak lama, membuat fisik kami sedikit ter-recovery. Di tengah-tengah jalur sebelum tiba di Pos 5, tiba-tiba hujan turun, tapi kami ga panik, karena kami memang udah menyiapkan pendakian ini dalam segala kondisi, salah satunya kondisi pada saat hujan seperti ini. Mantel hujan plastik pun mulai kami kenakan. Brrrr... lumayan seger cuacanya!

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati

Kurang lebih sekitar 20 menit lama pendakian, kami tiba di ruang terbuka yang ga begitu luas, itu adalah Pos 5. Alhamdulillah bisa napas sedikit wkwk. 

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati



Pos 5 - Pos 6 (11.30 - 12.00 WIB)
Singkat beristirahat, kami melanjutkan menuju Pos 6, lumayan bersemangat, karena perjalanan menuju puncak semakin dekat. Perlu diingat, jalur dari Pos 4 sampai dengan Pos 6, bisa dikatakan tidak terdapat jalur bonusnya, jalur ini konsisten menanjak curam yang ga habis-habis! Jadi, siapkan fisik yang prima, guys!
Hampir mirip dengan Pos 5, ternyata Pos 6 memang tidak begitu jauh berbeda, hanya sebuah ruang terbuka yang tidak begitu luas, dan memang benar ini adalah Pos 6! Alhamdulillah tiba.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati




Pos 6 - Puncak Manik Salak I (12.10 - 13.00 WIB)
Sejak kami tiba di Pos 6, semangat dan motivasi kami semakin terbakar, walau pada saat itu kondisinya lembab dan hujan, bukan karena apa-apa, tidak lain karena puncak yang kami niatkan sudah semakin dekat, tinggal 1 langkah lagi! Kami pun terus bergerak, walau hampir seluruh tenaga kami semakin habis. Kami juga semakin termotivasi ketika bertemu dengan pendaki lain yang baru saja turun dari puncak, dan mereka menyapa, "Ayo, Bang, sedikit lagi puncaknya!", walau sebenarnya bisa saja puncaknya itu masih jauh. Ternyata kami salah, puncak itu memang sudah terlihat! kami semakin bergegas, dan Alhamdulillah kami tiba di puncak! yeay!

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati


Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati




Puncak Manik Salak I - Rumah Abah  (14.00 - 17.30 WIB)
Sudah puas berleha-leha dan meluruskan kaki yang lumayan pegal selama pendakian naik, sekitar pukul 14.00 WIB kami mulai meninggalkan puncak dan kembali turun ke bawah (Rumah Abah). Kami sengaja turun lebih dini, karena tujuan kami sejak awal adalah untuk menghindari terkena waktu malam di jalur. Jadi, kami harus bergegas dan tidak membuang-buang waktu. Perjalanan turun pun terasa sangat berat karena fisik yang sudah mulai habis. Dengan pergerakan yang sabar dan terus, sehingga semakin dekat mengantarkan kami pada kediaman rumah Abah. Alhamdulillah, pendakian ini dapat selesai tepat waktu, sesuai dengan yang direncankan oleh kami.

Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati





Pulang Ke Rumah

Setelah bersih-bersih sambil beristirahat sejenak di rumah Abah, sekitar pukul 18.30 WIB kami kembali pulang ke Depok dengan diiringi kabut dan gerimis sedang pada malam itu, tapi kami turut senang, rencana yang gue rencanakan sejak lama akhirnya terjadi, dan yang terpenting adalah semuanya berjalan lancar dan tidak ditemukan sedikit hambatan. Terima kasih Salak. Terima kasih, kamu memang "Si Kecil Cabe Rawit".




Berapa biaya yang dikeluarkan ?


Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati
















Subscribe to: Posts ( Atom )

Search

About me

About Me


Tulisan Cerita

Categories

  • Gunung (13)
  • Backpacker (12)
  • Tips & Info (6)

Popular Posts

  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Dempo dari Jakarta
    Akhirnya, pergi mendaki lagi... Assalamualaikum , apa kabar? apakah masih sehat-sehat saja? semoga tetap begitu, Aamiin . Seperti yang ki...
  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Raung dari Jakarta (Seven Summits of Java)
      Pendakian terakhir 7 gunung tertinggi di pulau Jawa Halo, Assalamualaikum!  Rasanya, baru lagi nih ngetak-ngetik setelah beberapa bulan di...
  • Pulau Kenawa Si Mungil Cantik Dari Sumbawa Barat
    Pulau Kenawa Pulau Kenawa Si Mungil Cantik Dari Sumbawa Barat , itulah yang bisa gue gambarkan dari pulau Kenawa ini. Lokasiny...
  • Pendakian Solo Ke Gunung Semeru
    Jauh Sebelum Itu... Sebelum gue memulainya (Pendakian Solo Ke Gunung Semeru) , mungkin pantasnya gue harus berterima kasih dan meny...
  • Best Ultralight Pot/Kettle ? Panci Ultralight Terbaik ? | Sea to Summit ...
  • Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)
    Puncak 2 Gunung Guntur 7 Gunung terakhir di Jawa Barat Gunung Guntur ! Alhamdulillah, dengan berkesempatannya gue melaku...
  • Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati
    Waktu libur sudah selesai. Libur nulis maksudnya. Libur. Yap, "libur nulis", maksudnya. Ga berasa udah 1 tahun gue ga...
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Kedua Menuju Hua Hin dari Bangkok (Santorini Park & Camel Republic)
    Hari kedua, 16 April 2018 Melanjutkan dari cerita sebelumnya, Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatu...
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)
    Akhirnya, kesampean ke Thailand Hampir sekitar dua tahun lamanya, impian sederhana gue untuk mencicipi bermain ke negara Thaila...
  • Backpacker Menggila Menuju Pendakian Gunung Kerinci
    Puncak Indrapura Gunung Kerinci Gunung Kerinci merupakan gunung berapi dengan ketinggian 3.805 MDPL yang sekaligus merupakan g...

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2020 (7)
    • ►  October (1)
    • ►  July (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ▼  2018 (2)
    • ▼  December (2)
      • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Ban...
      • Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur C...
  • ►  2017 (11)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)

LATEST POSTS

  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Dempo dari Jakarta
  • Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Raung dari Jakarta (Seven Summits of Java)
  • Pulau Kenawa Si Mungil Cantik Dari Sumbawa Barat
  • Pendakian Solo Ke Gunung Semeru
  • Best Ultralight Pot/Kettle ? Panci Ultralight Terbaik ? | Sea to Summit ...
  • Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)
  • Pendakian Gunung Salak 1 Hari (Tektok) via Jalur Cimelati
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Kedua Menuju Hua Hin dari Bangkok (Santorini Park & Camel Republic)
  • Backpacker Murah ke Thailand : Hari Pertama di Bangkok (Chatuchak Weekend Market)
  • Backpacker Menggila Menuju Pendakian Gunung Kerinci
Powered by Blogger.
Copyright 2021 Backpacker Kere.
damsaputra damsaputra