Sepertinya Aku Mulai Jatuh Cinta Pada Gunung Rinjani dan Lombok Juga
![]() |
View Danau Segara Anak |
Bulan Agustus tahun 2015 adalah awal dan pertama kalinya gue bertemu dengan gunung Rinjani, gunung yang membuat gue jatuh hati padanya. Tidak dipungkiri, dia berhasil membuat gue jatuh cinta padanya, hanya dengan satu kali sapaan, langsung mempan. Sapaan itu akan menjadi satu hal yang paling manis di antara sapaan gunung lainnya yang pernah gue temui. Mungkin, di tahun itu gue adalah salah satu orang yang beruntung, yang bisa disapa olehnya. Dan sangat disayangkan apabila keberuntungan itu tenggelam tanpa menyisahkan cerita yang ada. Oleh karena itu gue akan mencoba untuk tidak menenggelamkannya. Itu saja.
Saat 2 bulan sebelum bulannya keberangkatan, salah satu teman gue yang bernama Tri Anugerah mengajak untuk melakukan pendakian ke gunung Rinjani. Gue mengiyakan ajakannya, karena gue pun sebenarnya memang sudah merencanakannya juga. Kami sempat bingung mengenai cara yang akan kami ambil, apakah dengan menggunakan jasa travel, open trip, atau share cost. Lalu ide share cost pun kami pilih dan di-handle seluruhnya oleh Tri. Tujuan kami memilih cara share cost adalah karena biaya yang lebih murah ketimbang dengan opsi yang lain. Ga banyak yang gue lakuin, karena semuanya sudah diatur oleh Tri, seperti share info ke forum-forum, run down, dan ittinerary.
2 bulan sudah berlalu dan ini adalah hari keberangkatan gue. Gue berangkat dari Jakarta hanya berdua dengan Tio (teman kampus yang gue ajak join). Total anggota yang ikut sebanyak 12 orang termasuk gue, Tio, dan Tri, tapi mereka yang lainnya berangkat masing-masing dari tempat asalnya, dan kami rencananya meeting point di bandara Lombok tanggal 13 Agustus 2015 malam. Rencana pendakian kami pun dilakukan dengan 3 hari 2 malam. Langsung aja !
13 Agustus 2015
Pukul 02.30 WIB dini hari gue mulai bergegas meninggalkan rumah dan menuju bandara Soekarno-Hatta. Semalam itu, kah? yap, penerbangan gue ke Lombok berangkat pukul 05.00 WIB. Jadi, seengganya gue sudah harus ada di bandara 90 menit sebelum take off. Gue dan Tio akan bertemu di bandara. Kami sudah membuat janji di sana.
Karena begitu sepinya jalanan saat menuju bandara, dan kondisi lalu-lintas pun belum terlalu ramai, pukul 03.50 WIB gue sudah tiba, tapi masih harus menunggu Tio yang masih dalam perjalanan. Sekitar 10 menit menunggu, kemudian Tio datang. Tidak berlama-lama setelah itu, kami langsung check-in, dan pada pukul 05.00 WIB pesawat mulai take off meninggalkan Jakarta. Wait me, Rinjani !
Pagi itu matahari terasa sangat terik dari ketinggian di atas pesawat kami, selain itu, pulau Lombok pun semakin jelas, dan pesawat mulai mendekatkan pada daratan. Finally, perjalanan udara berakhir pada pukul 07.55 WITA di bandara Lombok. Setelah landing, gue dan Tio agak bingung mau menghabiskan waktu kemana dulu sebelum malam tiba, karena kami baru mulai berangkat menuju Desa Sembalun pada pukul 23.30 WITA. Kami berunding, apakah gue dan Tio harus ke Mataram dulu, tujuannya agar bisa mendapatkan motor sewaan ketika berada di sana, dan akhirnya ada salah satu petugas parkir bandara menawarkan motornya untuk kami sewa. Tidak banyak pikir lagi, gue langsung mengiyakan, ini hoky banget, dan kami menitipkan tas keril kami di salah satu pos parkir tersebut. Maksudnya, supaya kami tidak perlu membawa barang bawaan saat mengelilingi Lombok. Lombok kali ini adalah Lombok kunjungan kedua gue, makanya gue ga bingung lagi untuk mencari tempat-tempat destinasi yang wow, haha. Segera, gue langsung ajak Tio berkeliling. Senang dia.
Tempat destinasi pertama gue adalah pantai Tanjung Aan dan sekitarnya. Emmm, sebenernya gue belum pernah mampir juga sih, makanya gue agak penasaran sama ini tempat. Berhubung gue ga tau untuk akses ke pantai ini, alhasil gue harus menggunakan google map deh ! gak apa-apa lah yah, kalo ga tau, ya ga tau aja hehe. Langsung meluncur ke lokasi !
Kami sudah sampai di tempat tujuan sekitar pukul 09.30 WITA. Si Tio sempat terkesima pas ngelihat pantai di sini haha. Menurut gue, pantai-pantai di Lombok itu ga usah ditanyakan lagi indahnya, lihat aja sendiri !!! Biar kalian yang percaya.
Kami sudah sampai di tempat tujuan sekitar pukul 09.30 WITA. Si Tio sempat terkesima pas ngelihat pantai di sini haha. Menurut gue, pantai-pantai di Lombok itu ga usah ditanyakan lagi indahnya, lihat aja sendiri !!! Biar kalian yang percaya.
![]() |
Di Tanjung Aan |
![]() |
Di Tanjung Aan Juga |
![]() |
Lupa Pantai Apa |
![]() |
Gue |
![]() |
Si Tio |
Cuaca pada saat itu sangat terik sekali, sesekali membuat gue harus berteduh sejenak untuk sekedar beristirahat. Si Tio pun merasa kepanasan juga haha. Akhirnya sekitar pukul 10.30 WITA, gue dan Tio meninggalkan tempat itu, lalu mencari warung makan untuk kami makan siang. Mungkin sambil wasting time juga.
Selesai makan siang pukul 12.30 WITA, gue dan Tio sebenarnya bingung mau kemana lagi setelah ini. Memang benar ada banyak tempat wisata di sini, tapi karena Tio udah ga kuat sama panasnya Lombok, ya akhirnya gue memutuskan mencari masjid-masjid sekitar untuk sekedar beristirahat sekalian bersih-bersih. Setelah berlama-lama menghabiskan waktu di masjid, sehabis sholat ashar, gue dan Tio kembali ke bandara lagi untuk menunggu anggota-anggota lain yang belum datang. Jadi, gue dan Tio menunggunya di bandara aja. Saat itu hari sudah sore, gue dan Tio hanya sekedar menunggu. Hari semakin sore. Boring banget !!!
Hari sudah gelap, beberapa anggota mulai berdatangan satu per satu, dan berakhir pada pukul 22.45 WITA, akhirnya semua anggota sudah berkumpul lengkap, wuhu. Setelah kami saling berkenalan satu sama lain, sekitar pukul 23.00 WITA, driver yang sekaligus guide pun tiba untuk menjemput kami, dan di saat itu juga kami langsung bergegas menuju Desa Sembalun. Lama perjalanan dari bandara Lombok menuju Desa Sembalun sekitar 2 jam.
14 Agustus 2015
Pukul 01.00 WITA dini hari, kami tiba di Desa Sembalun. Jadi, kami akan bermalam dulu di sini, di sebuah homestay yang sudah disediakan di Desa Sembalun yang kita datangi ini. Karena suhu yang dingin, sehingga sulit rasanya untuk gue bisa tidur dengan pulas haha. Brrrr..
Pagi pun mulai tiba, gue dan bersama anggota yang lainnya melakukan re-packing, sekedar untuk memeriksa dan menyiapkan mengenai barang-barang apa saja yang harus kami bawa. Setelah semua ready, kami langsung berkumpul untuk berdoa bersama sebelum memulai pendakian. Doa dipimpin oleh Bang Aidil, karena dia yang paling sepuh haha. Oh iya, gue sampe lupa kenalin ke kalian, inilah nama-nama anggota kami;
Run down selama pendakian bakal gue buat ringkas, dari tiap pos ke pos lainnya. Miripnya seperti ini;
Hari sudah gelap, beberapa anggota mulai berdatangan satu per satu, dan berakhir pada pukul 22.45 WITA, akhirnya semua anggota sudah berkumpul lengkap, wuhu. Setelah kami saling berkenalan satu sama lain, sekitar pukul 23.00 WITA, driver yang sekaligus guide pun tiba untuk menjemput kami, dan di saat itu juga kami langsung bergegas menuju Desa Sembalun. Lama perjalanan dari bandara Lombok menuju Desa Sembalun sekitar 2 jam.
Source : (https://www.google.com/maps) |
14 Agustus 2015
Pukul 01.00 WITA dini hari, kami tiba di Desa Sembalun. Jadi, kami akan bermalam dulu di sini, di sebuah homestay yang sudah disediakan di Desa Sembalun yang kita datangi ini. Karena suhu yang dingin, sehingga sulit rasanya untuk gue bisa tidur dengan pulas haha. Brrrr..
Pagi pun mulai tiba, gue dan bersama anggota yang lainnya melakukan re-packing, sekedar untuk memeriksa dan menyiapkan mengenai barang-barang apa saja yang harus kami bawa. Setelah semua ready, kami langsung berkumpul untuk berdoa bersama sebelum memulai pendakian. Doa dipimpin oleh Bang Aidil, karena dia yang paling sepuh haha. Oh iya, gue sampe lupa kenalin ke kalian, inilah nama-nama anggota kami;
![]() |
Rinjani's Team |
- Gue (Depok)
- Tri (Tangerang)
- Tio (Ciledug)
- Aidil (Balikpapan)
- Nanda (Bekasi)
- Aji (Jakarta)
- Wendy (Balikpapan)
- Tomy (Balikpapan)
- Rini (Jakarta)
- Josh (USA)
- Michele (Italy)
- Zaki (Aljazair)
Run down selama pendakian bakal gue buat ringkas, dari tiap pos ke pos lainnya. Miripnya seperti ini;
07.00 WITA start pendakian Rinjani dari homestay
07.30 WITA tiba di pintu masuk jalur Sembalun, lanjut menuju pos 1
09.00 WITA tiba di pos 1, lanjut ke pos 2
09.50 WITA tiba di pos 2
10.00 WITA istirahat sejenak dan lanjut menuju pos 3
11.30 WITA tiba di pos 3, lanjut menuju Plawangan Sembalun via Bukit Penyesalan
07.30 WITA tiba di pintu masuk jalur Sembalun, lanjut menuju pos 1
09.00 WITA tiba di pos 1, lanjut ke pos 2
09.50 WITA tiba di pos 2
10.00 WITA istirahat sejenak dan lanjut menuju pos 3
11.30 WITA tiba di pos 3, lanjut menuju Plawangan Sembalun via Bukit Penyesalan
15.30 WITA tiba di camp Plawangan Sembalun
Bisa gue simpulkan, jalur pendakian dari pintu masuk sampai ke camp Plawangan Sembalun ini, hanya terdapat 1 track yang menurut gue terbilang berat, yaitu jalur Bukit Penyesalan (dari pos 3 menuju Plawangan Sembalun). Bayangin aja, gue harus bertarung dengan track itu selama 4 jam (sempet tidur juga malah). Huffft, cape ! Selebihnya masih ringan, karena jalurnya landai, hanya saja panjang (jalurnya) hehe. Mungkin kalo yang ini bete, tapi gue rasa, ga akan.
Saat gue tiba di Plawangan Sembalun, gue tersadar, mengapa orang-orang, khususnya para pendaki, begitu mendamba-dambakan gunung Rinjani. Masya Allah ! indah banget, ini indah ! serius, gue lagi ngeliatnya. Kalian ga percaya? sini datang, lihat ! ini memang jawaban mereka.
Ga banyak yang gue lakukan ketika berada di Plawangan Sembalun, kecuali cuma sekedar berfoto-foto dan menikmati senja yang begitu manis. Manis banget. Malam pun datang, bintang-bintang seakan menyuruh gue untuk mengabadikan mereka, tapi gue tidak mau untuk tidak mengiyakannya. Ini indah, gue harus tau itu, gue harus mengingatnya.
15 Agustus 2015
Malam itu, adalah malam pertama gue bermalam di Rinjani,. Ternyata dia ga sedingin yang gunung-gunung lain punya, dia hangat saat gue tidur pulas di dalam tenda. Itu malam di gunung yang paling nyaman. Gue dan tim terbangun untuk bersiap melakukan summit, dengan diawali makan bersama. Mungkin biar ada tenaga, biar kuat juga. Pukul 02.00 WITA dini hari, kami meninggalkan camp untuk menuju puncak Rinjani, puncak yang menjadi tujuan kami. Semoga ini mudah. Amin.
Nyatanya, perjalanan menuju puncak itu memang berat, berat banget. Mungkin karena capek hihi. Medan yang lumayan berat dan kondisi angin yang kencang, seakan menyuruh gue untuk melakukan istirahat beberapa kali. Gue ga mau memaksa, tapi ini memang aturannya jika ingin tiba di puncak. Langkah demi langkah gue pijakan, itu adalah salah satu usaha untuk menuju ke sana, tapi gue bersabar, karena kalo tanpa itu, gue ga bakal sampai.
Alhamdulillah pukul 06.30 WITA, gue tiba di puncak Rinjani, dengan sudah didahului beberapa menit oleh anggota-anggota yang lain haha. Rinjani, aku sekarang sedang berada di sini loh, aku sekarang lebih dekat sama kamu. Kamu tau ga? sepertinya tidak perlu, cukup aku yang sudah bisa menemuimu.
Ini adalah salah satu hal yang mubazir sebenarnya. Gue berjam-jam bersusah payah menuju puncak, dan cerobohnya, ketika gue sudah tiba di puncak, hanya menghabiskan waktu beberapa menit aja, setelah itu langsung kembali turun menuju Sembalun (camp). Itu, kenapa gue heran. Tapi, memang inilah bagian dari sebuah perjalanan. Makanya gue curi-curi mengambil gambar juga sih hehe.
Pukul 10.30 WITA, gue sudah tiba lagi di camp Sembalun bersama Tio. Gue bareng Tio ketika perjalanan turun dari puncak menuju camp Sembalun. Selain bersih-bersih, kami makan bersama dulu sebelum melanjutkan perjalanan turun menuju danau Segara Anak. Kurang lebih sepeti ini;
16 Agustus 2015
Pagi sudah tiba, danau Segara Anak sekilas seperti surga yang diselundupkan ke Bumi. Itu memang nyata gue katakan, gue merasa ini memang sangat indah. Begitu merindukannya.
Setelah sarapan bersama tim dan re-packing logistik, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Senaru. Kurang lebih seperti ini potongannya;
Bisa gue simpulkan, jalur pendakian dari pintu masuk sampai ke camp Plawangan Sembalun ini, hanya terdapat 1 track yang menurut gue terbilang berat, yaitu jalur Bukit Penyesalan (dari pos 3 menuju Plawangan Sembalun). Bayangin aja, gue harus bertarung dengan track itu selama 4 jam (sempet tidur juga malah). Huffft, cape ! Selebihnya masih ringan, karena jalurnya landai, hanya saja panjang (jalurnya) hehe. Mungkin kalo yang ini bete, tapi gue rasa, ga akan.
Saat gue tiba di Plawangan Sembalun, gue tersadar, mengapa orang-orang, khususnya para pendaki, begitu mendamba-dambakan gunung Rinjani. Masya Allah ! indah banget, ini indah ! serius, gue lagi ngeliatnya. Kalian ga percaya? sini datang, lihat ! ini memang jawaban mereka.
![]() |
Di Bukit Penyesalan |
![]() |
Sebelum Tiba Di Plawangan Sembalun |
![]() |
Plawangan Sembalun |
![]() |
Plawangan Sembalun |
Ga banyak yang gue lakukan ketika berada di Plawangan Sembalun, kecuali cuma sekedar berfoto-foto dan menikmati senja yang begitu manis. Manis banget. Malam pun datang, bintang-bintang seakan menyuruh gue untuk mengabadikan mereka, tapi gue tidak mau untuk tidak mengiyakannya. Ini indah, gue harus tau itu, gue harus mengingatnya.
![]() |
Plawangan Sembalun |
![]() |
Plawangan Sembalun |
![]() |
Plawangan Sembalun |
15 Agustus 2015
Malam itu, adalah malam pertama gue bermalam di Rinjani,. Ternyata dia ga sedingin yang gunung-gunung lain punya, dia hangat saat gue tidur pulas di dalam tenda. Itu malam di gunung yang paling nyaman. Gue dan tim terbangun untuk bersiap melakukan summit, dengan diawali makan bersama. Mungkin biar ada tenaga, biar kuat juga. Pukul 02.00 WITA dini hari, kami meninggalkan camp untuk menuju puncak Rinjani, puncak yang menjadi tujuan kami. Semoga ini mudah. Amin.
Nyatanya, perjalanan menuju puncak itu memang berat, berat banget. Mungkin karena capek hihi. Medan yang lumayan berat dan kondisi angin yang kencang, seakan menyuruh gue untuk melakukan istirahat beberapa kali. Gue ga mau memaksa, tapi ini memang aturannya jika ingin tiba di puncak. Langkah demi langkah gue pijakan, itu adalah salah satu usaha untuk menuju ke sana, tapi gue bersabar, karena kalo tanpa itu, gue ga bakal sampai.
Alhamdulillah pukul 06.30 WITA, gue tiba di puncak Rinjani, dengan sudah didahului beberapa menit oleh anggota-anggota yang lain haha. Rinjani, aku sekarang sedang berada di sini loh, aku sekarang lebih dekat sama kamu. Kamu tau ga? sepertinya tidak perlu, cukup aku yang sudah bisa menemuimu.
![]() |
Puncak Rinjani |
Ini adalah salah satu hal yang mubazir sebenarnya. Gue berjam-jam bersusah payah menuju puncak, dan cerobohnya, ketika gue sudah tiba di puncak, hanya menghabiskan waktu beberapa menit aja, setelah itu langsung kembali turun menuju Sembalun (camp). Itu, kenapa gue heran. Tapi, memang inilah bagian dari sebuah perjalanan. Makanya gue curi-curi mengambil gambar juga sih hehe.
![]() |
Di Punggung Gunung Rinjani |
![]() |
Di Punggung Gunung Rinjani |
![]() |
Di Punggung Gunung Rinjani |
Pukul 10.30 WITA, gue sudah tiba lagi di camp Sembalun bersama Tio. Gue bareng Tio ketika perjalanan turun dari puncak menuju camp Sembalun. Selain bersih-bersih, kami makan bersama dulu sebelum melanjutkan perjalanan turun menuju danau Segara Anak. Kurang lebih sepeti ini;
12.00 WITA turun meninggalkan camp Sembalun menuju danau Segara Anak
15.30 WITA tiba di danau Segara Anak
Entah warna biru atau hijau, tapi memang ini yang gue lihat ketika bertatapan dengan danau Segara Anak, tapi mungkin lebih jelasnya lagi, ini indah ! Indah banget. Gue belum pernah bertemu sama suasana dan view seperti ini, makanya gue ingin.
Beberapa jam setelah gue dan tim tiba, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sini. Ada yang berenang di danau, ada yang mancing, ada yang foto-foto juga, nah ini yang paling seru, ada yang ngajak gue ke kolam air panas, pemandian air panas, air belerang, atau apalah namanya, yang pasti ini panas ! haha. Biyur.. Langsung, lah, ga banyak mikir lagi haha. Eh, ternyata memang benar, ini panas loh.
Malam itu, adalah malam kedua dan sekaligus malam terakhir gue di Rinjani huhu. Sedih? sedih sih, karena sudah harus meniggalkan gunung cantik ini, tapi sedih yang lain juga, sedih karena kangen pengen pulang hehe.
Entah warna biru atau hijau, tapi memang ini yang gue lihat ketika bertatapan dengan danau Segara Anak, tapi mungkin lebih jelasnya lagi, ini indah ! Indah banget. Gue belum pernah bertemu sama suasana dan view seperti ini, makanya gue ingin.
Beberapa jam setelah gue dan tim tiba, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sini. Ada yang berenang di danau, ada yang mancing, ada yang foto-foto juga, nah ini yang paling seru, ada yang ngajak gue ke kolam air panas, pemandian air panas, air belerang, atau apalah namanya, yang pasti ini panas ! haha. Biyur.. Langsung, lah, ga banyak mikir lagi haha. Eh, ternyata memang benar, ini panas loh.
![]() |
Kolam Air Panas |
![]() |
Danau Segara Anak |
Malam itu, adalah malam kedua dan sekaligus malam terakhir gue di Rinjani huhu. Sedih? sedih sih, karena sudah harus meniggalkan gunung cantik ini, tapi sedih yang lain juga, sedih karena kangen pengen pulang hehe.
16 Agustus 2015
Pagi sudah tiba, danau Segara Anak sekilas seperti surga yang diselundupkan ke Bumi. Itu memang nyata gue katakan, gue merasa ini memang sangat indah. Begitu merindukannya.
![]() |
![]() |
Berfoto Sebelum Pulang |
Setelah sarapan bersama tim dan re-packing logistik, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Senaru. Kurang lebih seperti ini potongannya;
~ pos demi pos terlewati, dan akhirnya gue tiba di pintu Senaru ~
18.30 WITA tiba di Pintu Senaru, Alhamdulillah.
Saat tiba di pintu Senaru, gue berpikir, "apakah pendakian ini udah selesai? apakah gue harus meninggalkan Rinjani ini?", karena menurut gue ini sangat disayangkan. Gunung yang menjadi primadona untuk para pecintanya, dan gue yang menjadi salah satu yang berkesempatan, ini adalah sesuatu yang patut gue syukuri. Keberuntungan ini, bukan sekedar keberuntungan aja, tapi lebih ke hasil pencapaian atas apa saja yang sudah gue usahakan untuk menemuinya.
Rinjani, aku menitipkan kamu buat orang-orang yang ingin menjagamu, walau itu sulit, tapi aku percaya kamu bakal mau. Jadi, maklumi mereka yang ingin mengusahakannya. Jangan marah, kamu itu kan indah, bukan buat aku saja, berharap untuk anak-anakku juga.
Pukul 19.30 WITA, kami dijemput oleh driver yang saat pertama kali kami diantar olehnya juga. Saat itu juga, tulisan ini bersambung. Nanti akan gue lanjutkan, tapi tidak dengan Rinjani ini. Rinjani, tunggu aku lagi, nanti aku usahakan kembali lagi, dengan cerita Sepertinya Aku Mulai Jatuh Cinta Pada Gunung Rinjani dan Lombok Juga yang tidak jauh lebih indah. Mungkin saja.
Salam Backpacker-Kere !
Budget :
Sewa motor : Rp. 60.000,-
Biaya share cost : Rp. 900.000,-
Include ;
Exclude ;
Saat tiba di pintu Senaru, gue berpikir, "apakah pendakian ini udah selesai? apakah gue harus meninggalkan Rinjani ini?", karena menurut gue ini sangat disayangkan. Gunung yang menjadi primadona untuk para pecintanya, dan gue yang menjadi salah satu yang berkesempatan, ini adalah sesuatu yang patut gue syukuri. Keberuntungan ini, bukan sekedar keberuntungan aja, tapi lebih ke hasil pencapaian atas apa saja yang sudah gue usahakan untuk menemuinya.
Rinjani, aku menitipkan kamu buat orang-orang yang ingin menjagamu, walau itu sulit, tapi aku percaya kamu bakal mau. Jadi, maklumi mereka yang ingin mengusahakannya. Jangan marah, kamu itu kan indah, bukan buat aku saja, berharap untuk anak-anakku juga.
Pukul 19.30 WITA, kami dijemput oleh driver yang saat pertama kali kami diantar olehnya juga. Saat itu juga, tulisan ini bersambung. Nanti akan gue lanjutkan, tapi tidak dengan Rinjani ini. Rinjani, tunggu aku lagi, nanti aku usahakan kembali lagi, dengan cerita Sepertinya Aku Mulai Jatuh Cinta Pada Gunung Rinjani dan Lombok Juga yang tidak jauh lebih indah. Mungkin saja.
Salam Backpacker-Kere !
Budget :
Sewa motor : Rp. 60.000,-
Biaya share cost : Rp. 900.000,-
Include ;
- Ongkos antar-jemput transport ke dan dari basecamp Sembalun/Senaru
- Makan selama pendakian
- Porter logistik
- Tenda dan alat masak
- Guide
- Homestay saat tiba di Desa Sembalun
Exclude ;
- Perlengkapan mendaki pribadi
- Tiket pesawat ke dan dari Lombok
- Porter pribadi
- Makanan pribadi
- Tip
Comments
Post a Comment